HAM dan hilangnya Tata krama di Sekolah

Masih terekam di benak saya, bagaimana dulu di ajarkan tata cara makan. sebelum makan. adab kepada orang tua di rumah dan kepada guru di sekolah, kepada yang lebih tua kepada sesama dan yng lebih muda,

Masih ingat juga bagaimana reaksi saya ketika bertemu Guru di jalan, ada perasaan segan, malu dan akan merasa bangga jika ditegur oleh guru saya.

terkadang di jewer, di cubit atau disuruh berdiri di depan kelas sambil melafalkan perkalian atau menyanyikan lagu-lagu nasional

Saat ini saya bekerja dibidang IT . dan tugas saya mengunjungi  ke sekolah-sekolah di wilayah Bandung. Apa yang saya saksikan sungguh menyedihkan. melihat bagaimana prilaku para siswa di kelas, di sekitar sekolah. tidak lagi rasa segan dah hormat kepada Gurunya.

lalu saya berbincang ringan dengan beberapa Guru yang saya temui mengenai keadaan ini. Sungguh penjelasan yang diluar dugaan. 

Pak, alangkah beratnya tugas Guru saat ini.itu yang saya kemukana dan jawaban mereka adalah sangat membuat saya terkejut. Mau bagaiman lagi pak, sekarang kita ibarat artis yang semua gerak geriknya diperhatikan. sedikit saja kita menyentuh mereka, maka siap2 saja wajah kita beredar di youtube, siap-siap saja orang tua mereka mendatangi kita dan memarahi kita dengan dasar bahwwa kita sudah melanggar HAM.

Apa yang akan terjadi dikemudian hari? bukankah Kurikulum sekarang ini.disiapkan untuk generasi emas di 25 tahun yang akan datang?. Jika Guru tidak lagi diberi keleluasaan untuk mengambangkan methode pendidikan sesuai kebutuhan personal siswa. maksud saya siswa yang berasal dari kelas menengah ke atas tentu akan berbeda dengan siswa yang berasal dari lingkungan kumuh,

jadi tolong kepada Pak Seto, Pak Merdeka sirait dan mereka yang menjunjung tinggi HAM, ajarkan kepada kami secara langsung bagaimana cara mengajar yang baik tanpa harus ada hukuman kepada siswa. Silahkan Bapak datang ke sekolah dan Bapak mengajar, kami siap belajar dengan bapak .
terimakasih

Share this post