-->

Tata krama yang dihilangkan Karena dianggap Warisan kolonial



Sebenarnya saya berusaha untuk tidak terlalu emosional ketika membaca atau meihat foto yang beredar di Medsos tentang prillaku siswa jaman sekarang, atau  Berbagai informasi di berbagai media tentang guru yang saat ini sudah bisa dibilang tidak ada lagi "wibawanya", tidak membuat Saya tertarik sedikitpun untuk membahasnya. Mulai dari guru digunduli, di penjarakan dan masih banyak lagi kasus-kasus lain yang mungkin tidak terungkap di media. Entah apa yang terjadi saat ini kepada guru.


Yang Mulai Hilang dari Para Siswa dan anak-anak di Zaman sekarang adalah rasa hormat dan penghargaan yang tinggi kepada para pendidiknya,

Foto di atas  merupakan koleksi dari Nationaal Archief, Belanda yang diperkirakan diambil tahun 1880-1910 di Jawa. saya menampilkan ini Bukan karena semata-mata ketika itu sebagian besar wilayah Nusantara dikuasai oleh pemerintahan kolonial Belanda, sehingga membuat para siswa ini harus membungkuk-tertekan (baca takut). Melainkan membungkuk merupakan sebuah sikap sekaligus cara hormat masyarakat terutama Jawa terhadap orang yang sudah selayaknya dihormati ( Gurunya) . 
 Negara kita republik Indoneseia dikenal dengan budaya ketimuran yang santun, ramah(someah :/bhs sunda)
apalagi Dalam tradisi masyarakat Jawa, sikap seperti ini merupakan salah satu cara yang lazim dan menjadi simbol penghormatan generasi muda terhadap generasi yang lebih tua. Dalam interaksi masyarakat Jawa, sikap membungkukkan badan juga menandakan sebagai sikap menghormati dan menempatkan posisi.

Sejak jaman Dahulu, sekolah merupakan tempat formal dimana kita diajarkan tentang etika dan sopan santun. Dan tak melulu hanya soal ilmu dan pengetahuan belaka, melainkan moral, etika bergaul, sikap terhadap orang dewasa, yang lebih muda, terutama sikap sopan santun terhadap guru betul2 sangat dijunjung tinggi, saya Sekolah dasar mullai tahun 1982 - 1987/88, ketika itu jangankan untuk menatap wajah sang guru, apalagi mengganggunya, untuk bertegur sapa saja kita segan, dan alangkah bangganya ketika Bapak/ibu guru kita menyapa kita, menggandeng atau walau hanya sekedar Say hay saja,

Dan masa - masa indah itu perlahan terkikis,seiring jaman, etika hormat kepada guru perlahan dikikis habis karena dianggap warisan kolonialism,

Saya ingat Kepala sekolah saya menyampaikan hasil pembinaaya di walikota Jakarta Pusat ( maaf saya lupa tanggalnya). waktu itu beliau menyampaikan :'Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dibuat sedemikian rupa untuk menciptakan generasi emas bangsa Indonesia pada masa 20-25 tahun mendatang. Jika ditahun 2016 ini seorang guru yang mencubit siswa lalu dipenjara atau guru yang dipotong rambut oleh orang tua hanya karena tidak terima anaknya dipotong rambutnya, bagaimana dengan tahun-tahun mendatang tahun 2030???.Mungkin guru hanya tinggal nama tapi tugasnya hanya mengawasi, mengasuh dan menajdi pesuruh siswanya, (nauzdubillahhimindalik)

0 Response to "Tata krama yang dihilangkan Karena dianggap Warisan kolonial"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel