-->

9 ( Sembilan ) kesalahan dibulan ramadhan



Segala puji bagi Allah Rabb Sang raja diraja, Sang Penguasa Alam. Serta  Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi terakhir,  beserta keluarga dan para sahabatnya. dan semua yang mencinati dan mencontoh Sang Nabi.

Memasuki bulan suci romadhan, seluruh umat muslim sedunia tentu sudah mempersiapkan diri menyambubt datanganya sang bulan berkah, bulan ampunan dan bulan dimana manusia dijauhakn dari api neraka, sesuai perintah Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183, 

Akan tetapi (mungkin) masih banyak yang tidak menyadarai  kesalahan yang menyebar di kalangan kaum muslimin yang sampai saat ini masih dilakukan. Dalam hal ini saya hanya ingin mengingatkan (bukan menggurui), bahwa ada beberapa kesalahan yang selalu saja kita lakukan dan dengan artikel sederhana ini semoga kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah, semoga bermanfaat.

Berikut beberapa kesalahan yang sering kita lakukan  :
1. Tidak Mengerjakan Shalat Kecuali Di Bulan Ramadhan. ( meninggalkan ibadah setelah ramadhan berlalu )
     Ini merupakan kesalahan paling fatal dan dosa paling buruk. Barangsiapa yang meninggalkan shalat setelah bulan Ramadhan berarti telah menghancurkan bangunannya dan menguraikan benang      yang sudah dipintal dengan kuat. Allah ta’ala berifrman :

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali ...” (QS. an-Nahl: 92)
Nabi bersabda:
“(Batas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda :
“Perjanjian antara kami (kaum muslimin) dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir.” (HR. at-Tirmidzi, an-Nasa`i dan Ibnu Majah)
Yang sungguh mengherankan, ada yang berpuasa tapi tidak shalat….!! Padahal orang yang tidak shalat tidak ada kewajiban puasa baginya, karena dia kafir,

2.  : Lalai dari tujuan utama puasa dan hikmah-hikmahnya.
      Puasa memiliki maksud dan tujuan, diantaranya apa yang disebutkan Allah ta’ala dalam firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 183)

Tujuan dari puasa ini adalah ketakwaan, bukan hanya sekedar menahan diri dari makanan, minuman dan nafsu, karena Allah ta’ala tidak butuh puasa yang seperti ini, sebagaimana sabda Nabi :

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan keji dan dusta serta melakukannya, maka Allah tidak butuh dengan puasanya.” (HR. al-Bukhari)

Bahkan puasa yang benar dapat mencegah perbuatan maksiat, sebagaimana sabda Nabi :

“Puasa bagaikan perisai, janganlah berkata keji dan kotor dengan berbuat jahil …” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Terkadang Anda melihat sebagian orang berpuasa, tapi tidak meninggalkan perbuatan haram, seperti kedzaliman, permusuhan, hasad dan dengki, ghibah dan namimah (menggunjing orang dan mengadu domba) serta perkataan jorok/kotor.

3.  : Berpaling dari mempelajari hukum-hukum puasa, adab, syarat dan pembatal-pembatalnya. dengan tidak menghadiri majlis-majlis ta’lim, tidak bertanya tentang masalah puasa, dan dia        berpuasa dalam keadaan jahil, atau mungkin melakukan perbuatan yang dapat membatalkan puasanya sedang dia tidak mengetahui. Allah ta’ala berfirman :

“... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui.” (QS. an-Nahl: 43)

Nabi bersabda :
“Barangsiapa melakukan amalan yang tidak didasari perintah kami, maka ia tertolak.” (HR. Muslim)
Dan Nabi bersabda :
“Menuntut ilmu adalah kewajban bagi setiap muslim.” (HR. al-Baihaqi)

4. Menyia-nyiakan waktu puasa dan malam harinya dengan sesuatu yang kurang  bermanfaat, bahkan terkadang dengan sesuatu yang haram atau membahayakan, sebagian orang hanya menjalani     puasa dengan tidurr di siang hari dan bangun  menjelang berbuka puasa, , banyak hal yang dilakukan orang-orang berpuasa tanpa ada manfaat dan melupakan hikmah puasa itu sendiri.!!
Padahal banyak kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan, antara lain membaca al-quran dan mempelajarinya, atau dengan membaca buku-buku islami.
Demikianlah seorang muslim hendaknya meneladani Rasulnya, sehingga memperbanyak membaca al-Qur`an, mentadabburi makna dan membaca tafsirnya, karena tidaklah cukup hanya sekedar membaca tanpa mengetahui maknanya bagi orang yang baligh dan mukallaf. Antusias mengikuti pelajaran dan majlis al-Qur`an dan al-Hadits, mendengarkan kaset yang bermanfaat, membaca kitab-kitab fiqih dan hadits, bersungguh-sungguh dalam amal shalih, kebaikan dan ketakwaan. Dan ini bukan hanya sekedar di bulan Ramadhan, akan tetapi di bulan Ramadhan ini hendaknya seorang mukmin memperbanyak amalannya.

5. Memperbanyak makanan dan minuman serta berlebih-lebihan dengan beraneka ragam jenis makanan, yang dapat menyebabkan seseorang menjadi kurang baik pencernaannya sehingga merasa     berat untuk beribadah dan malas shalat dan membaca al-Qur`an. Ada yang mengatakan barangsiapa yang makan, minum dan tidurnya banyak dia luput dari berbagai macam kebaikan. Nabi     bersabda:

“Tidak ada tempat paling buruk yang dipenuhi isinya oleh manusia kecuali perutnya, karena sebenarnya cukup baginya beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya, kalaupun dia ingin makan, maka hendaknya ia atur dengan cara sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, an-Nasa`i dan at-Tirmidzi)

Sebagian salaf berkata: Allah menggabungkan tentang seluruh kesehatan pada separuh ayat yaitu firman Allah ta’ala :

“... Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Barangsiapa yang berlebih-lebihan dalam makan dan minum dia telah lalai dari salah satu hikmah puasa yaitu menghindarkan tubuh dari pengaruh makanan dan minuman yang bisa memberatkan tubuh.

6. Mengawalkan waktu sahur dan mengakhirkan berbuka puasa, ini menyelisihi apa yang diriwayatkan dari Nabi yang mana beliau selalu mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka, Nabi     bersabda :
“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Dan beliau mengkabarkan bahwa mengakhirkan berbuka adalah perbuatan Yahudi. Beliau bersabda tatkala menyemangati untuk menyegerakan berbuka :
“Sesungguhnya orang-orang Yahudi selalu mengakhirkan (berbuka puasa).” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang shahih)
Adapun mengakhirkan sahur adalah sunnah, sebagaimana dalam hadits Zaid bin Tsabit berkata :

“Kami sahur bersama Nabi, kemudian beliau bangkit menuju shalat, aku bertanya, ‘Berapa jarak waktu antara adzan dan sahur?’ Dia menjawab, ‘Kira-kira lima puluh ayat’.” (HR. al-Bukhari)
Sebagian orang ada yang meninggalkan sahur dan makan ditengah malam, yang seperti ini terluput dari sunnah. Dari Abi Said al-Khudri berkata, Rasulullah n bersabda :

“Sahur itu penuh dengan barakah dan janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya dengan seteguk air, sesungguhnya Allah U dan para malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan)


7. Berpaling dari memahami dan mentadabburi al-Qur`an. Kebanyakan kaum muslimin membaca al-Qur`an dengan tidak memahami apa yang mereka baca, bahkan terlintas olehnya hukum-hukum syar’iyah, dalil-dalil Qur`aniyyah, nasehat-nasehat yang agung dan perumpamaan-perumpamaan yang jelas sedangkan dia tidak mengetahui apa yang melintasinya! Tidak juga mengetahui makna kitab Allah kepadanya! Allah ta’ala berfirman :
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shad: 29)

Dan Allah ta’ala mencela orang-orang yang berpaling dari mentadabburi al-Qur`an dalam firman-Nya :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur`an ataukah pada hati mereka terdapat kunci?” (QS. Muhammad: 24)
Allah ta’ala berfirman :

“Apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur`an? sekiranya al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah akan mereka jumpai didalamnya pertentangan yang banyak.” (QS. an-Nisa`: 82)

Dan Allah ta’ala mengabarkan bahwasanya ini merupakan sifat kebanyakan orang Yahudi, Allah ta’ala berfirman :
“Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui al-Kitab (Taurat), kecuali angan-angan dan tiadalah mereka kecuali hanya menduga-duga belaka.” (QS. al-Baqarah: 78)
Abu Abdirrahman as-Sulami berkata: Orang-orang yang membacakan kepada kami al-Qur`an telah memberitakan, bahwasanya mereka apabila mempelajari sepuluh ayat, mereka tidak melanjutkannya sampai mengetahui kandungan ilmu lalu mengamalkannya, beliau berkata: kami mempelajari al-Qur`an, ilmu dan mengamalkannya.

8.  Kebanyakan orang tua melalaikan anak-anaknya. Mereka tidak menganjurkan anak-anaknya berpuasa dengan berdalih mereka masih kecil, masih belum mampu berpuasa, dan ini menyelisihi para salaf as-Shalih dari kalangan para sahabat dan setelahnya. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari ar-Rabi’ binti Mu’awidz berkata :
“Kami berpuasa dan memerintahkan anak-anak kecil kami berpuasa, kami membuatkan mereka mainan dari bulu, apabila mereka menangis karena lapar kami berikan mainan itu kepadanya, sampai tiba waktu berbuka.”
Dan dalam riwayat muslim :
“Apabila mereka meminta makan, kami berikan mainan yang dapat menyibukkannya sehingga mereka dapat menyempurnakan puasanya.”

Maksudnya; mereka membiasakan anak-anaknya berpuasa dan menyibukkan anak-anaknya dengan mainan dari bulu, mereka melakukan hal itu sebagai upaya melatih anak-anak mereka untuk berpuasa, anak kecil tidak disyaratkan berpuasa sehari penuh karena belum wajib, akan tetapi membiasakan mereka berpuasa sesuai kemampuannya.

9. Dan semisalnya (point delapan). Sebagian wanita telah haidh diusia dini, sepuluh atau sebelas tahun sedangkan orang tuanya tidak memerintahkannya berpuasa dan meremehkan hal ini, ini merupakan kelalaian terhadap hukum-hukum syariat, karena haidh merupakan tanda-tanda baligh, kapan wanita itu haidh maka telah baligh, dan telah berlaku baginya pena kebaikan dan kejahatan, serta wajib untuk melaksanakan ibadah.
Sepuluh : Melafazhkan niat puasa. Ini tidak memiliki asal dari sunnah yang suci, bahkan termasuk bid’ah yang diada-adakan. Niat merupakan salah satu syarat sahnya ibadah sebagaimana sabda Nabi :
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung dengan niatnya.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Akan tetapi, niat itu tempatnya di hati, dan cukup niat itu dengan bangun untuk makan sahur, atau bertekad untuk berpuasa sebelum tidur atau yang semisalnya. Secara asal niat ini berlaku selama satu bulan punuh kecuali orang yang berniat untuk berbuka karena sakit atau safar, maka perlu baginya untuk memperbarui niat tatkala hendak berpuasa kembali.

Demikianlah 9  kesalahan yang sering diperbuat di Bulan Ramadhan, semoga dapat dijadikan sebagai motivasi dan renungan hidup bagi kita semua, Amien....

0 Response to "9 ( Sembilan ) kesalahan dibulan ramadhan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel