-->

Seputar nisfu sya'ban

Ritual nisfu sya’ban sangat populer di indonesia, apa lagi para nahdiyyin, mereka menjadikan malam nisfu sya’ban seperti malam peringatan, seperti sebuah hari raya. tapi ternyata malam nisfu syaban ini juga selalu diperingati oleh negara2 islam di dunia. tentu dengan berbagai isitilah sesuai dengan bahasa negara masing2 seperti : Laylatul Bara’ah atau Laylatun Nisfe min Sha’ban di dunia Arab, dan sebagai Shab-e-barat di Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, Iran dan India. dan ada nama lainya sebagai berikut :
•    Lailat al-Baraa (bahasa Arab: ليلة البراءة, Malam Pengampunan Dosa),
•    Lailat al-Du'a (bahasa Arab: ليلة الدعاء, Malam Berdoa),
•    Nim Sha'ban di Afghanistan dan Iran,
•    Nisf Sha'ban (bahasa Arab: نصف شعبان, Pertengahan Sya'ban) di negara-negara berbahasa Arab,
•    Nisfu Sya'ban di negara-negara berbahsa Melayu,
•    Shab e Baraat di India, Pakistan, dan Bangladesh, berarti Malam Pengampunan Dosa,
•    Berat Kandili di Turki.

Apa sebenarnya nisfu sya’ban itu ?
saya tidak bermaksud membuka ikhtilaf, dalam hal ini kita sebagai muslim yang kaya dengan sejarah, kaya dengan ilmu kaya dengan kitab yang menjadikan muncul firqoh diantara umat islam. dan mereka semua merasa apa yang diyakininya adalah yang paling benar.
Disini saya menyuguhkan dua faham yang berkaitan dengan nisfu sya’ban.

Berikut beberapa penjelasan yang diambil dari beberapa sumber :

•    Nisfu Sya’ban adalah hari peringatan Islam yang jatuh pada pertengahan bulan Sya’ban. Dalam kalangan Islam, Nisfu Sya’ban diperingati menjelang bulan Ramadhan. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.
•    Peringatan Nisfu Sya’ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada malam tersebut Allah akan memberikan keputusan tentang nasib seseorang selama setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya’ban diterangkan secara jelas dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
•    Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
•    Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.




1. Sebagian kelompok mayakini bahwa peringatan malam nisfu sya’ban adalah merupakan
    contoh dari Rosululloh Solallohu Alaihi Wassalam dengan dasar hadits-hadits sebagai
    berikut :

•    Hadist pertama
•    Diriwayatkan dari Siti A’isyah ra berkata, :”“Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) .

•    Hadits Kedua
•    Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia lalu mencari dan akhirnya menemukan beliau di Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)

•    Hadis Ketiga
•    Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah pada malam nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)

•    Hadis Keempat
•    Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika malam nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, lalu Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya hingga terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).

Tapi saya belum membaca keterangan hadits ini. baik dari sisi rowi atau sanad, semoga kedepanya saya bisa mengetahui keshohihan hadits ini.

Kelompok kedua adalah yang berpendapat bahwa nisfu sya’ban adalah kegiatan ibadah khusus yang awalnya dilakukan oleh seseorang yang memiliki bacaan Al-quran yang bagus. berikut pemahaman kedua :




1).Ritual Nishfu Sya’ban terjadi hampir 5 abad setelah Nabi Wafat.
Maka jelas tdk ada Sunnahnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
2).Yg pertama kali mengadakan Ritual Nishfu Sya’ban org yg bernama : Babin Abul Hamro ini, bukanlah seorang Ulama apalagi Ulama Mu’tabar (yg dikenal, diakui dan diikuti) keilmuannya, ttapi hanyalah seorng ahli baca Al Qur’an.
3).Ulama Ulama yg Mu’tabar :
Imam ibnu Jauzi, An Nawawi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Rajab, Ibnu Katsir, Ibnu Hajar dll telah mengingkari dan membid’ahkan Ritual Nishfu Sya’ban yg memenuhi Kitab2 mrk.
4). Jadi menghidupkan malam nisfu sya’ban dengan ibadah ( do’a, membaca yaasin, kumpul-kumpul dengan do’a barokah untuk air dsb.) bukan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu tetapi amalan Pelaku Bid’ah yg dilestarikan
Nisfu Sya'ban adalah peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan (Sya'ban) dari kalender Islam. Hari ini juga dikenal sebagai Nama-nama ini diterjemahkan menjadi "malam pengampunan dosa", "malam berdoa" dan "malam pembebasan", dan seringkali diperingati dengan berjaga sepanjang malam untuk beribadah. Di beberapa daerah, malam ini (nisfu sya’ban) juga merupakan malam ketika nenek moyang yang telah wafat diperingati

itulah sekelumit tentang nisfu sya’ban, semoga tidak menjadi pertentangan diantara kita, ini hanya sebuah pendapat dan pemikiran dari saudara2 kita,

Maha suci Enkau Ya Allah, dan aku memuji-MU, dan aku beristigfar pada-MU dan aku bertobat ( dari semua dosa dan kesalahan laku, ucap, maupun tulisan) kepada-MU.

Kita kembalikan semua kepada sang Maha pencipta Ilmu.

LAKUKANLAH APAPUN YANG KAMU YAKINI KEBENARANYA, JANGAN MELAKUKAN SESUATU YANG HANYA BERDASARKAN “KATANYA” ( TAQLID)

0 Response to "Seputar nisfu sya'ban"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel